Minggu, 05 September 2010

Indahnya Berbagi dengan Sesama Friday, 19 June 2009 16:21 administrator


Bila Anda memiliki segelas teh, lalu disuruh memberikannya kepada orang di sebelah, tinggal berapa teh yang tersisa Anda miliki? Tinggal berapa? Demikian mudahnya. Kalau memiliki tiga diberikan satu, tentu tinggal dua. Kalau memiliki dua diberikan satu tentu sisa satu. Kalau hanya memiliki satu diberikan satu, ya habis, tentu saja. Tak bersisa. Itulah yang sering terbayang dalam benak kebanyakan orang. Hitung- hitungannya memang begitu. Namun benarkah demikian itu?

oleh: Ust. Hanif Hanan

Roda Kehidupan

Ya, demikian keyakinan atau pengalaman sebagian orang. Bahwa memberikan apa yang dimiliki faktanya hanya akan membuat berkurang. Lain dengan investasi bisnis yang bisa diharap bagi hasilnya. Tapi kalau berbagi kepada fakir miskin dan yatim piatu, apa mungkin mereka bisa memberi imbalan hasil? Apa yang mau ditunggu? Sia- sia saja. Itulah yang terbayang.

Bayangan demikian itu membuat seseorang berat berbagi. Meski hartanya banyak, kalau disuruh bersedekah masih harus hitung- hitungan dulu. “Ini kan hasil jerih payah saya sendiri. Untuk apa harus dibagi dengan mereka yang kekurangan dan menderita? Peduli amat dengan nasib mereka,” demikian pikirnya.

Benarkah cara pandang hidup demikian itu baik baginya?

Roda kehidupan terus berputar, kadang di atas kadang juga di bawah. Kemudahan dan kesulitan datang silih berganti. Bila keadaan lapang itu berubah menjadi sempit, siapa pun akan butuh pertolongan orang lain. Ia berharap ada orang yang peduli dan mau menolong dirinya.

Tapi bagaimana orang- orang di sekitarnya memperlakukan seorang yang bakhil itu? Bisa jadi masih ada yang berfikir, “Ah, untuk apa menolong orang yang bakhil seperti dia. Bukankah saat berlebih ia hanya memikirkan diri sendiri? Biarin saja agar tau rasa.” Si Bakhil akhirnya benar- benar merasakan kesulitan. Pintu- pintu tertutup. Ia terbelenggu oleh kebakhilannya sendiri.

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. (Ali Imran [3]: 180)

Saat dikaruniai Allah kekayaan lebih, sesungguhnya merupakan kesempatan seorang untuk berbagi dengan sesama. Itulah saat yang tepat menanam kebaikan. Tetapi hawa nafsu dan syaitan membisikkan manusia untuk lebih mementingkan diri sendiri dan cinta dunia. Mereka tidak peduli terhadap kesulitan hidup fakir miskin, yatim piatu, dan dhuafa. Mereka menganggap sikap bakhilnya itu akan membuatnya lebih baik. Padahal pada kenyataanya itu hanya akan menyempitkan jiwanya sendiri saja dan berakibat buruk baginya. Ia telah diperbudak oleh hartanya dan dikucilkan masyarakatnya.

Lepaskan jiwa dari belenggu dunia. Ingatlah sesungguhnya harta dan dunia ini adalah amanah- Nya agar kita berbagi dengan sesama. Janganlah kita menyumbat aliran rahmat- Nya dengan sikap tak mau berbagi. Bakhil hanya akan membelenggu diri. Apalagi saat roda kehidupan terhenti alias maut menjemput, harta yang telah menjerat jiwanya di dunia itu juga akan menjerat pula di akhirat. Naudzubillah.

Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. (QS. Ali Imran [3]: 180)

Jaminan Allah

Hitung- hitungan dalam kehidupan itu ternyata tidak seperti anggapan orang di atas bahwa bila memberi akan berkurang. Misalnya saat Anda dan beberapa teman sedang bertamu. Oleh tuan rumah Anda disuguhi segelas teh. “Tolong Pak, minumannya diberikan teman sebelah.” Mungkin ada yang berpikir, “Kalau saya berikan, bagaimana bagian saya nanti?” Tapi begitu Anda memberikannya kepada teman sebelah, habiskah yang kita miliki? Ya, sejenak sepertinya apa yang kita miliki itu berpindah tangan. Tak bersisa. Namun tak seberapa lama tuan rumah memberi lagi. Ternyata dengan memberi bukannya habis tapi ada lagi pengganti. Saat kita memberikannya lagi pada teman lain yang belum mendapat bagian, tuan rumahnya memberinya lagi. Lagi dan lagi.

Kita hidup di dunia ini juga demikian. Ibaratnya kita sebagai tamu Allah. Kita lahir dalam keadaan telanjang dan tak membawa sehelai benang pun. Kemudian kita bisa hidup karena dicukupi dengan suguhan berbagai karunia dan rizki- Nya. Cukup makan, sandang dan papan. Pada saat kita berlebih, Allah memerintahkan kita bersedekah dan berbagi kepada hamba- hamba- Nya yang lain yang belum kebagian seperti kita.

Katakanlah kepada hamba-hamba-Ku yang telah beriman: "Hendaklah mereka mendirikan shalat, menafkahkan sebahagian rezki yang Kami berikan kepada mereka secara sembunyi ataupun terang-terangan sebelum datang hari (kiamat) yang pada bari itu tidak ada jual beli dan persahabatan. (QS. Ibrahim [14]: 31)

Bila hamba-Nya itu mau berbagi, akankah Allah membiarkan mereka itu terlantar sia-sia di dunia ini? Sama sekali tidak. Allah Maha Melihat, dan Dia akan menggantinya dengan yang lebih baik. Bukankah Allah Maha Kuasa dan Maha Kaya?

Sesungguhnya kalian akan diberi pertolongan dan akan diberikan rizki oleh Allah SWT, manakala kalian mau menolong dan berpihak, membantu, serta mau memberikan kepada orang-orang yang lemah dan menderita dalam kehidupannya. (Riwayat Muslim).

Saat kita memberi, secara psikis Allah telah melepaskan jiwa ini dari belenggu cinta dunia. Jiwa ini merdeka dari perbudakan harta. Secara sosial, didekatkan hati-hati sesama saling kasih sayang dan senyum yang menyegarkan jiwa ini.

Andai roda kehidupan sedang berputar ke bawah, seorang yang suka berbagi pun tak akan berlarut dalam kesulitan terlalu lama. Sebab pintu- pintu pertolongan Allah terbuka lebar lewat berbagai jalan. Buah dari sukanya berbagi itu, akan mengundang demikian banyak orang yang dengan senang hati menolongnya. Hal yang tak akan dinikmati oleh seorang yang bakhil.

Diriwayatkan oleh Imam Thabrani dari Abu Darda, bahwa Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabatnya, “Inginkah kalian mendapatkan dua hal, yakni mendapatkan ketenangan batin dan kebahagiaan yang hakiki, serta terpenuhinya segala kebutuhan hidup kalian?”

Para sahabat menjawab: "Benar ya Rasul, kami menginginkan hal itu.” Rasul pun menjawab: “Sayangilah anak-anak yatim; usaplah kepalanya (bertanggung jawab serta memperhatikan kehidupan mereka), dan berilah makanan dari sebagian makanan yang kalian makan (untuk para dhu'afa dan fakir miskin); maka pasti kalian akan mendapatkan ketenangan batin dan kebahagiaan yang hakiki, serta terpenuhi kebutuhan kalian.”

Sungguh alangkah indahnya hidup orang yang telah mendapat jaminan keberlimpahan ketenangan lahir dan batin.Ya Allah berkahilah rizki hamba. Berikan kekuatan tangan ini untuk berbagi. Amiiin.***

Jumat, 20 Agustus 2010

Sinari Hidupmu Dengan Ilmu dan Doa'


Manusia hidup di dunia ini tak bisa lepas dari ilmu dan doa’.dengan ilmu mungkin manusia bisa menjadi mahkluk yang paling mulia bahkan paling sempurna tapi kenyataan pada zaman sekarang ini banyak manusia yang lebih memilih bekerja untuk mencari sebuah kepuasan sesaat saja..,andai banyak manusia yang memilih ilmu mungkin kehidupan di dunia ini akan berjalan sebagaimana mestinya…,dan akan jarang manusia melakukan kesalahan.

Ilmu merupakan suatu pohon di mana pada awalnya tumbuh yang hanya memiliki satu ranting akan bercabang dengan memilki banyak ranting itulah ilmu,yang awalnya di miliki satu orang, yaitu “guru” akan di berikan kepada anak didiknya yaitu “murid” …, begitu pentingnya ilmu bagi manusia dapat kita bayangkan jika manusia tidak memiliki ilmu mungkin dunia ini akan hancur karna tak ada manusia yang menjaga dunia ini …,ilmulah yang menjadikan manusia sebagai khalifah ( pemimpin ) …,jika manusia ingin menjadi khalifah manusia harus memilki ilmu yang tinggi terutama ilmu agama…,banyak khalifah yang memimpin dunia ini karna manusia itu memiliki ilmu agama yang tinggi …,andai dunia ini di pimpin oleh manusia yang tidak memiliki ilmu agama ,mungkin dunia ini akan berantakan.,bahkan hari kehancuran dunia ini akan lebih cepat ( kiamat ) ..,manusia pasti tidak menginginkan hal itu cepat terjadi.., karna pada hari itu manusia akan menangis karna manusia melihat perbuatannya ketika ia hidup di dunia

Tak ada kata seindah mutiara ( doa’ ) yang slalu manusia panjatkan kepada sang pencipta ( allah )mungki dengan doa’ manusia dapat merubah takdirnya yang tak di inginkannya akan terjadi…,manusia tidak bias lepas dari suatu kesalahan setiap hari manusia melakukan suatu kesalahan baik yang di sadari atau tidak hanya sebuah kata doa’ yang dapat mengahapus kesalahan tersebut…, begitu pentingnya doa’ bagi manusia di dunia .

Doa’ dan ilmu harus salang berkaitan satu sama lain ..,jika manusia hanya memiliki ilmu yang tinggi..,munkin manusia itu kan bahagia hanya di dunia saja ..,oleh karna itu seseorang haruslah tidak hanya memilki ilmu yang tinggi tapi semua itu harus di iringi dengan doa’…,manusia slalu berharap ingin bahagia di dunia dan di akhirat semoga hidup yang dijalani oleh setiap manusia itu bagaikan sunbgai yang terus mengalir…,terkadang keruh ..,terkadang bening yang alirannya akan menuju ke surga

Posted By Wasis Widodo

Rabu, 18 Agustus 2010

KU INGIN!.....>{nurul M_G_H}<.....!


Ku ingin melepasmu….meski aku tak mampu
Terlalu banyak kenangan yang kau beri
Yang membuat aku bingung,apa yang harus aku lakukan ?
Kau beri aku senyum…hingga ku buka pintu hatiku untukmu
Yang kini aku harus tutup ,den tak kan pernah ku buka untuk yang lain

Tapi kenapa di saat aku mencintaimu
Saat aku tak mampu melihat yang lain
Saat aku rapuh karna cinta ini
Saat aku menangis karana mencintaimu

Kau diam…dan seolah-olah tak mengarti akan semua
Aku merasa tak pernah berarti diri ini untukmu
Kau tega…aku ingin menyebutmu sebagai pecundang

Tapi aku tak bisa….aku tak mampu
Karna cinta tulus ini untukmu
Aku sakit….aku kecewa
Tapi aku bahagia memilikimu

Meski kadang aku menangis
meski kadang hancur hati ini melihatmu
Aku rela…karna begitu tulus aku mencintaimu

Ku ingin kau mengerti aku
Memberi cinta yang tulus untukku
Seperti cinta yang aku berikan untukmu

Tapi jika kau tak mampu
Jujurlah…jangan diam seperti ini
Jangan takut kau untukmu akan menyakitiku

Jika memang kepergianku adalah terbaik untukmu
Aku bukan orang yang sempurna untukmu
Tapi cinta yang kurasa dan yang kuberikan untukmu
Adalah cinta yang paling sempurna
Dalam perjalanan hidupku saat ini

Meskipun aku slalu berharap
kau yang terbaik dan yang terakhir
Bukan berarti aku harus memaksamu

Jika kau tak cinta aku, Meski aku tak mampu
Dan aku harus terluka, aku rela….
Jika kau ingin lepaskan aku

Tapi…ijinkan aku tetap mencintaimu
Biarkan aku tetap jadikan kau yang terindah
Aku sayang kamu..,disetiap detik .,disepanjang hidupku…

Memahami Makna Idul Adha



Bulan ini merupakan bulan bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.



Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam.

Pada hari itu juga siswa-siswi MA sejahtera merayakan idul adha dengan menyembelih kambing.terlihat sangat sibuk syifa, salah satu siswa MA sejahtera sedang membantu penyembelihan kambing yang akan di sembelih..setelah hari itupun,besoknya di MA sejahtera,siswa siswi MA sejahterapun melakukan hal yang serupa dengan menyembelih beberapa kambing yang kemudian mereka bagikan pada masyarakat sekitar.

posted by aruly

Sabtu, 07 Agustus 2010

17 agustus yang membanggakan












&id=2666130979440776678&map=F" target="_blank">